Ilustrasi pengumuman SNMPTN (Foto: Nathania Riris Michico/detikcom)
|
Putri Akmal - detikNews
DetikNews - Banyuwangi - Sistem SKS bermasalah tak hanya menimpa SMA 3 Semarang saja. Ratusan siswa di SMAN 2 Genteng, Banyuwangi yang memakai sistem kredit semester (SKS) 100 persen dinyatakan tidak lulus SNMPTN 2016.
Pihak sekolah menyatakan bahwa ada perbedaan persepsi saat input data di sistem Pangkalan Data Sekolah & Siswa (PDSS) online. Operator sekolah memasukkan 4 seri dalam program PDSS online, padahal sistem ini memberlakukan 5 seri.
"Jadi di SMA 2 Genteng ada trouble dan terjadi perbedaan persepsi dengan tingkat pusat dan yang di daerah. Kami memasukkan nilai sesuai Permendikbud dengan jumlah semester yaitu 4 seri. Namun hal itu tidak match dengan yang diminta PDSS yang meminta nilai 5 seri," jelas Kepala Sekolah SMAN 2 Genteng, Istu Handono pada detikcom, Kamis (12/5/2016).
Perbedaan persepsi tersebut sungguh disayangkan oleh pihak sekolah. Lantaran panitia pusat tidak pernah melakukan sosialisasi dan pendampingan secara langsung dan detail terkait proses input SKS.
Akibatnya, sambung Istu, kuota 75 persen jatah SNMPTN untuk SMAN 2 Genteng menjadi gagal total. Sekitar 260 siswa kelas XII yang mendaftar SNMPTN 2016 kini statusnya masih tidak jelas. Pihak sekolah kini masih berupaya melakukan negosiasi ke panitia pusat di UNY dan meminta penjelasan lebih detail.
"Tidak pernah ada sosialisasi dan pendampingan langsung ke daerah. Kouta yang boleh daftar 75 persen dari semua siswa kelas XII(358). Jadi kurang lebih 260 siswa yang daftar, yang lulus belum tahu. Tergantung seleksi yang dilakukan pihak SNMPTN. Ini kami sedang upaya ke panitia pusat di UNY untuk minta penjelasan," pungkasnya.
Namun kegagalan tersebut justru berbanding terbalik dengan prosentase tingkat keberhasilan yang terjadi di SMAN 1 Giri, Banyuwangi. Kepala Sekolah SMAN 1 Giri, Mujib menyebutkan, kuota 40 persen SNMPTN yang diberikan ke sekolah favorit tersebut berhasil lolos 100 persen.
Management pengelolaan mengisi di pangkalan data PDSS dan penyesuaian kurikulum sesuai dengan desain PDSS yang disusun SMAN 1 Giri tersebut berhasil mengantarkan 74 siswanya menuju perguruan tinggi negeri (PTN).
Konsistensi mata pelajaran dan beban semester yang digandakan dalam satu waktu merupakan jawaban dari tudingan dugaan nilai abal-abal yang di input ke sistem PDSS. Meski begitu, Mujib sepakat jika sistem laman PDSS ini perlu sosialisasi secara menyeluruh dan ada pelatihan secara berkelanjutan.
"Ini bukan nilai abal-abal, tapi sistem kurikulum kita sudah kita desain sesuai dengan PDSS. Beban semester yang di gandakan dalam satu waktu dan semua ditempuh oleh semua siswa. Ini bisa dibuktikan dengan nilai anak-anak. Sistem SKS lolos 100 persen," tandasnya.
(imk/imk)
Written by: Deni Sufihar
Kumpulan Berita, Info Unik dan Bisnis, Updated at: 7:55:00 AM
0 comments:
Post a Comment