Saturday, May 21, 2016

Kisah Kekerasan di Balik Dinding Sekolah Pamong

Buku 20 Tahun Liputan 6 SCTV
Liputan6.com, Jakarta - Telepon berdering di ruang redaksi Liputan 6 SCTV. Di ujung sana, seorang pria memberi pengakuan mengejutkan: dia punya gambar video kekerasan di kampus Sekolah Tinggi Pemerintahan Dalam Negeri (STPDN) Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat.

“Video ini merekam bagaimana para senior memukuli para junior di STPDN. Ini saya jual,” kata pria tak dikenal itu yang Liputan6.com kutip dari "Di Balik Layar Liputan 6" yang merekam 20 tahun perjalanan Liputan 6 SCTV. Rencananya, buku ini diluncurkan Senin 23 Mei 2016..

Sontak redaksi gempar. STPDN memang sedang disorot. Pada 2 September 2003, muncul kasus tewasnya Praja STPDN Wahyu Hidayat. Ia baru saja kembali ke kampus setelah liburan di kampung halaman di Cianjur, Jawa Barat. Malam harinya, keluarga menerima telepon yang mengabarkan bahwa Wahyu dirawat d RS Al Islam, Bandung. Keluarga kaget dan segera bersiap berangkat ke Bandung. Hanya sepuluh menit kemudian, ada telepon lagi: Wahyu telah meninggal dunia.

Keluarga mulai curiga. Pada 5 September, STPDN memecat tiga senior Wahyu, belasan praja diturunkan kelasnya, dan beberapa diturunkan nilai moralnya. Mereka dianggap melanggar kode kehormatan dan tata krama praja STPDN. Segera publik dan media massa mengendus ada yang tak beres dalam kematian Wahyu.
Polres Sumedang mulai bergerak. Tiga praja yang dipecat itu lalu ditetapkan menjadi tersangka. Mereka dijerat dengan pasal penganiayaan yang menyebabkan orang lain meninggal dan pasal penganiayaan yang direncanakan.

Di Bogor, makam Wahyu dibongkar dan jenazahnya diotopsi. Tim forensik Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) yang dipimpin dr Mun’im Idris menyimpulkan adanya tanda-tanda kekerasan di tubuh Wahyu. Mun’im menjelaskan ada bekas benda tumpul yang menyebabkan saluran pernapasan almarhum terjepit. Juga ditemukan luka lecet dan memar.

Berita-berita terus digulirkan. Lalu telepon dari pria tidak dikenal itu datang. Kabar itu segera ditindaklanjuti. Senior Manajer Pemrosesan Berita Liputan 6, R. Nurjaman Mochtar bertanya, “Berapa harganya, Mas?” 

Pria di ujung telepon menyebut angka puluhan juta rupiah. Nurjaman bilang, dia harus berdiskusi dulu dengan awak redaksi lain. Nurjaman membawa ke rapat pimpinan. Semua mengatakan mahal, tidak usah dibeli. Nurjaman bersikeras dan menemui Pemimpin Redaksi Liputan 6 SCTV, Karni Ilyas. “Bang, ini video STPDN harus kita beli.” 

“Elu yakin, Nur?” kata Karni.

“Kalau  ini sampai gak jadi heboh, saya yang ganti uangnya.”

Lalu sambil menandatatangani surat, Karni bilang, “Nanti kita ganti bareng-bareng.”


Written by: Deni Sufihar
Kumpulan Berita, Info Unik dan Bisnis, Updated at: 7:30:00 PM

0 comments:

Post a Comment

http://www.resepkuekeringku.com/2014/11/resep-donat-empuk-ala-dunkin-donut.html http://www.resepkuekeringku.com/2015/03/resep-kue-cubit-coklat-enak-dan-sederhana.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/10/resep-donat-kentang-empuk-lembut-dan-enak.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/07/resep-es-krim-goreng-coklat-kriuk-mudah-dan-sederhana-dengan-saus-strawberry.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/06/resep-kue-es-krim-goreng-enak-dan-mudah.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/09/resep-bolu-karamel-panggang-sarang-semut-lembut.html